Sabtu, 21 Februari 2009

PHK dan Perubahan Paradigma Pembangunan Ekonomi

Krisis ekonomi global telah membuat kekacauan dalam sistem keuangan global. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat dengan sangat cepat mempengaruhi perekonomian dunia. Indonesia pun menjadi salah satu korban dari adanya krisis ekonomi global tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbuka, berperan aktif dalam perdagangan internasional.
Produk-produk andalan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat seperti tekstil, kopi, teh, menghadapi tantangan berat karena menurunnya permintaan yang sangat besar dari para pengusaha di Amerika Serikat. Permasalahannya adalah produk-produk tersebut di dalam negeri menyerap tenaga kerja yang sangat signifikan. Oleh karenanya, ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bukan merupakan sebuah utopia tetapi telah menjadi kenyataan. Sampai dengan akhir Januari 2009, 250.000 orang telah menjadi korban krisis ekonomi global akibat PHK.

Dengan adanya fakta tersebut, target pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran dalam “triple track Strategy” dapat dipastikan akan meleset dari target yang telah ditetapkan. Sehingga, diperlukan sebuah alternatif strategi yang memungkinkan untuk mengurangi risiko dan dampak krisis ekonomi global ini bagi perekonomian Indonesia. Selain itu, diperlukan sebuah upaya untuk mengubah arah kebijakan pemerintah yang selama ini selalu bertumpu kepada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan didasarkan pada efisiensi alokasi sumberdaya, stabilitas sistem keuangan dan peningkatan investasi menuju sistem ekonomi yang berpihak kepada masyarakat banyak.

Mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang sebuah syarat perlu namun bukan merupakan sebuah syarat cukup bagi pembangunan ekonomi bangsa. Dalam situasi krisis ekonomi global, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sangat sulit. Mengingat ketiga faktor yang diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi tersebut sulit untuk ditingkatkan. Efisiensi sumberdaya misalnya dalam krisis ekonomi global akan mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran, selain itu dalam hal investasi, akan sangat sulit untuk mengharapkan tingginya angka investasi di dalam negeri ketika krisis. Mengingat banyaknya dana yang keluar dan kembali ke negara asal dana investasi tersebut seperti di Amerika Serikat, Eropa, dan lain-lain.

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya mengubah pola, paradigma, dan pendekatan penanggulangan pengangguran dan kemiskinan dengan memberikan pelayanan keuangan bagi masyarakat miskin dan UMKM. Dengan berpihak pada UMKM, pemerintah akan lebih berpihak pada masyarakat secara langsung dan sektor UMKM sendiri akan lebih produktif dalam bergerak. Sektor UMKM selama beberapa dekade terakhir, memiliki pengalaman yang sangat baik dalam bertahan di tengah krisis ekonomi global. Peningkatan kesempatan kerja akan sangat banyak terjadi di tengah arus PHK yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dan berskala internasional.

Sudah sepatutnya pemerintah memfokuskan penanggulangan pengangguran dan PHK ke arah itu.

Tidak ada komentar: